Jumat, 20 Agustus 2010

Dewi Themis Yang Lemah Gemulai


Dunia hukum selalu digambarkan sebagai dunia yang paling kejam, inilah yang kemudian dikritik oleh Foucault. Dia mengkonstantasikan hukum hendaknya mengandung sisi-sisi humanistik (memanusisakan manusia). Namun dalam realita saat ini hukum belum bisa mencerminkan itu. wacana yang berkembang sekarang hukum terkesan hanya sebuah peraturan yang harus dilaksanakan dengan prosedur-prosedur yang jelimet, yang terkadang sangat memusingkan manusia itu sendiri.

Para sarjana hukum telah terjebak pada tataran peraturan, tanpa mempertimbangkan sisi-sisi yang lain, kalau tidak sesui aturan maka akan dihukum atau tidak dilayani (dalam urusan adminitrasi). Orang miskin yang ingin berobat ke Rumah sakit, bisa menunggu 2 mingguan untuk bisa di obati di Rumah Sakit tersebut karena harus ngurus JAMKEMNAS dulu, padahal seharusnya penyakitnya harus segera di obati. Tetap saja pihak rumah sakit mengatakan “ini adalah peraturan”.

Sebagai warga hukum jika melihat kejadian seperti itu seharusnya malu, bahwa ilmunya telah dipakai untuk mempersulit seseorang. Padahal simbol hukum adalah dewi Themis yang memegang timbangan seimbang, dia seorang dewi yang cantik dan lemah gemulai sehingga pasti semua orang laki-laki ke-enakan jika kencan dengannya.

Begitu pula dengan hukum yang seharusnya juga bisa dimanfaatkan bagi semua orang baik orang miskin maupun orang kaya. Sangat sulit hukum bisa bertindak adil sesui yang diharapkan jika para mahasiswa yang bergelut dalam bidang hukum mempunyai niat yang agak pragmatis saat masuk fakultas hukum.

Para mahasiswa fakultas hukum saat ditanya tentang mengapa ia masuk fakultas hukum? Pasti kebanyakan mereka menjawab, karena ingin jadi polisi, pengacara, jaksa dan hakim, tapi sedikit orang yang menjawab bahwa saya masuk fakultas hukum karena ingin memanusiakan manusia.

Salam Hukum Progresif
By : Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia DPC Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar