Selasa, 31 Agustus 2010
Mahasiswa Unnes Menolak Berseragam
Semarang, CyberNews. Aneka macam bentuk protes dilayangkan sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes), menentang kebijakan baru yang diambil Rektor, Prof Dr Sudijono Sastroatmodjo MSi, untuk menyeragamkan pakaian mahasiswa baru.
Di antara bentuk protes, sejumlah mahasiswa dan alumni kampus yang menyatakan diri sebagai kampus konservasi itu membentuk grup di laman jejaring sosial Facebook. Grup "Facebooker UNNES Tolak SERAGAMISASI MAHASISWA" yang diluncurkan pada Jumat (27/8) lalu itu, saat ini telah diikuti 112 facebookers. Para anggota grup umumnya mempertanyakan alasan penyeragaman yang dinilai memberangus kebebasan berekspresi dan merupakan bentuk otoriterisme pejabat kampus.
Para anggota grup ini melancarkan protes bukan hanya dalam bentuk komentar di dinding Facebook. Lebih dari itu, ada beberapa di antara mereka yang menuangkan kegelisahan itu dalam bentuk esai panjang dan lagu.
Selain grup yang digawangi Bambang Malang itu, ada juga grup serupa yang juga menolak pemberlakuan seragam bagi mahasiswa Unnes. Grup "Gerakan Alumni UNNES Peduli: TOLAK PAKAIAN SERAGAM DI UNNES", yang dibuat oleh Hernawan Bagaskoro Abid sekitar delapan jam lalu itu hingga Senin (30/8) pukul 23.37 WIB, telah diikuti 55 anggota.
Aturan mengenai pemakaian seragam telah ditetapkan melalui Peraturan Rektor No 14 Tahun 2010 Tanggal 13 Agustus 2010 tentang Etika Berpakaian, Bersepeda dan/Berjalan Kaki Bagi Mahasiswa di Dalam Lingkungan Unnes. Dalam aturan tersebut, disebutkan mahasiswa diwajibkan memakai seragam Pramuka, hitam-putih, dan batik atau lurik.
sumber : Suara Merdeka
Minggu, 29 Agustus 2010
Free download Lagu Bambang Malang
Dapat di download di http://www.4shared.com/audio/M56SLi4d/Bambang_Malang_MP3_Narendra_FH.html
Jumat, 20 Agustus 2010
Sumpah Mahasiswa Indonesia
SUMPAH MAHASISWA INDONESIA
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah Bertanah air satu, Tanah air tanpa penindasan
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah Bertanah air satu, Tanah air tanpa penindasan
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah Berbangsa satu, bangsa yang gandrung akan keadilan
Kami Mahasiswa Indonesia bersumpah Berbahasa satu, bahasa tanpa kebohongan
Dewi Themis Yang Lemah Gemulai
Dunia hukum selalu digambarkan sebagai dunia yang paling kejam, inilah yang kemudian dikritik oleh Foucault. Dia mengkonstantasikan hukum hendaknya mengandung sisi-sisi humanistik (memanusisakan manusia). Namun dalam realita saat ini hukum belum bisa mencerminkan itu. wacana yang berkembang sekarang hukum terkesan hanya sebuah peraturan yang harus dilaksanakan dengan prosedur-prosedur yang jelimet, yang terkadang sangat memusingkan manusia itu sendiri.
Para sarjana hukum telah terjebak pada tataran peraturan, tanpa mempertimbangkan sisi-sisi yang lain, kalau tidak sesui aturan maka akan dihukum atau tidak dilayani (dalam urusan adminitrasi). Orang miskin yang ingin berobat ke Rumah sakit, bisa menunggu 2 mingguan untuk bisa di obati di Rumah Sakit tersebut karena harus ngurus JAMKEMNAS dulu, padahal seharusnya penyakitnya harus segera di obati. Tetap saja pihak rumah sakit mengatakan “ini adalah peraturan”.
Sebagai warga hukum jika melihat kejadian seperti itu seharusnya malu, bahwa ilmunya telah dipakai untuk mempersulit seseorang. Padahal simbol hukum adalah dewi Themis yang memegang timbangan seimbang, dia seorang dewi yang cantik dan lemah gemulai sehingga pasti semua orang laki-laki ke-enakan jika kencan dengannya.
Begitu pula dengan hukum yang seharusnya juga bisa dimanfaatkan bagi semua orang baik orang miskin maupun orang kaya. Sangat sulit hukum bisa bertindak adil sesui yang diharapkan jika para mahasiswa yang bergelut dalam bidang hukum mempunyai niat yang agak pragmatis saat masuk fakultas hukum.
Para mahasiswa fakultas hukum saat ditanya tentang mengapa ia masuk fakultas hukum? Pasti kebanyakan mereka menjawab, karena ingin jadi polisi, pengacara, jaksa dan hakim, tapi sedikit orang yang menjawab bahwa saya masuk fakultas hukum karena ingin memanusiakan manusia.
Salam Hukum Progresif
By : Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia DPC Semarang
Kamis, 19 Agustus 2010
Reformasi Mahasiswa Baru
OSPEK ( Orientasi studi & Pengenalan kampus )>>> OKKA ( Orientasi Kehidupan Kampus ) >>> PPA ( Pengenalan Program Akademik ).
dari masa kemasa sistem daripada penerimaan mahasiswa baru selalu berubah dari dulu yang namanya OSPEK sampai sekarang PPA. dari reformasi sistem tersebut yang paling berperan adalah Lembaga Kemahasiswaan dimana mereka bersentuhan langsung dengan mahasiswa baru. Dari situlah nantinya ditentukan para Mahasiswa pergerakan di dalam maupun luar kampus, karena doktrin awal yang diterima kawan mahasiswa baru akan menjadi dasar/landasan pola pemikiran mereka terhadap Organisasi. Roda lembaga Kemahasiswaan tak selamanya berputar tanpa adanya regenerasi & pengkaderan secara kontinue, hal tersebut dapat mulai terlihat dari awal yaitu ketika OSPEK/OKKA/PPA. Tetapi dengan sistem yang seperti sekarang saya rasa Regenerasi akan terasa sangat susah karena di awal segala konsep diatur oleh birokrat dengan mempekerjakan para panitia/fungsionaris lembaga kemahasiswaan. Dengan hal seperti itu sangat sempit ruang Lembaga Kemahasiswaan untuk melebarkan sayap/regenerasi.
Tetapi semua hal pasti ada sisi baik & buruknya.
Kita lihat OSPEK dengan kerasnya panitia,hal tersebut akan berimbas pada pembentukan mental para mahasiswa baru, mental kawan2 dari awal dihadapkan dengan perlawanan. Hal ini akan membentuk karakteristik mahasiswa yang kritis dan peduli dengan Organisasi, maka Roda pengkaderanpun berputar. Tetapi di OSPEK juga ditemukan banyak pelanggaran HAM, karena panitia terlalu kreatif maka mahasiswa baru merasa hidup mereka tersita untuk mempersiapkan segala pernak pernik aneh yang dibebankan kepada mereka untuk OSPEK.
didalam transformasi Penerimaan mahasiswa baru kita juga mjumpai sebuah sistem dengan nama OKKA ( Orientasi Kehidupan kampus ). Sistem OKKA hampir mirip dengan OSPEK hanya mengenai kekerasan dikurangi dan penambahan materi pengenalan akademik.
sistem yang terakhir adalah sistem yang masih bisa kita jumpai hari ini,sistem terbaru dari birokrat dengan nama PPA (Program Pengenalan Akademik ), disini sudah tidak diperkenalkan&tidak diperkenankan adanya kekerasan baik fisik maupun mental (pembentakan), sistem ini dipercaya birokrat adalah sistem yang paling ampuh dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa karena dari awal mereka akan dikenalkan dengan beragam akademik. Tetapi sistem ini akan mengekang Lembaga kemahasiswaan dalam pengkaderan karena jelas ruang gerak mereka akan sangat terbatas walaupun yang dilapangan adalah mereka.
itulah sekilas mengenai Reformasi dunia Mahasiswa
dari masa kemasa sistem daripada penerimaan mahasiswa baru selalu berubah dari dulu yang namanya OSPEK sampai sekarang PPA. dari reformasi sistem tersebut yang paling berperan adalah Lembaga Kemahasiswaan dimana mereka bersentuhan langsung dengan mahasiswa baru. Dari situlah nantinya ditentukan para Mahasiswa pergerakan di dalam maupun luar kampus, karena doktrin awal yang diterima kawan mahasiswa baru akan menjadi dasar/landasan pola pemikiran mereka terhadap Organisasi. Roda lembaga Kemahasiswaan tak selamanya berputar tanpa adanya regenerasi & pengkaderan secara kontinue, hal tersebut dapat mulai terlihat dari awal yaitu ketika OSPEK/OKKA/PPA. Tetapi dengan sistem yang seperti sekarang saya rasa Regenerasi akan terasa sangat susah karena di awal segala konsep diatur oleh birokrat dengan mempekerjakan para panitia/fungsionaris lembaga kemahasiswaan. Dengan hal seperti itu sangat sempit ruang Lembaga Kemahasiswaan untuk melebarkan sayap/regenerasi.
Tetapi semua hal pasti ada sisi baik & buruknya.
Kita lihat OSPEK dengan kerasnya panitia,hal tersebut akan berimbas pada pembentukan mental para mahasiswa baru, mental kawan2 dari awal dihadapkan dengan perlawanan. Hal ini akan membentuk karakteristik mahasiswa yang kritis dan peduli dengan Organisasi, maka Roda pengkaderanpun berputar. Tetapi di OSPEK juga ditemukan banyak pelanggaran HAM, karena panitia terlalu kreatif maka mahasiswa baru merasa hidup mereka tersita untuk mempersiapkan segala pernak pernik aneh yang dibebankan kepada mereka untuk OSPEK.
didalam transformasi Penerimaan mahasiswa baru kita juga mjumpai sebuah sistem dengan nama OKKA ( Orientasi Kehidupan kampus ). Sistem OKKA hampir mirip dengan OSPEK hanya mengenai kekerasan dikurangi dan penambahan materi pengenalan akademik.
sistem yang terakhir adalah sistem yang masih bisa kita jumpai hari ini,sistem terbaru dari birokrat dengan nama PPA (Program Pengenalan Akademik ), disini sudah tidak diperkenalkan&tidak diperkenankan adanya kekerasan baik fisik maupun mental (pembentakan), sistem ini dipercaya birokrat adalah sistem yang paling ampuh dalam meningkatkan prestasi akademik mahasiswa karena dari awal mereka akan dikenalkan dengan beragam akademik. Tetapi sistem ini akan mengekang Lembaga kemahasiswaan dalam pengkaderan karena jelas ruang gerak mereka akan sangat terbatas walaupun yang dilapangan adalah mereka.
itulah sekilas mengenai Reformasi dunia Mahasiswa
OSPEK ditengah Pertarungan Organisasi Kemahasiswaan dan Birokrasi Kampus.
Dari sinilah kebanyakan lahir para mahasiswa-mahasiswa pemikir. Mahasiswa yang mampu memainkan peran sebagai penerus bangsa yang dicita-citakan. Yang berani menyuarakan suara-suara lemah dari bawah ke atas. Yang menjelma menjadi kalangan intelek bangsa. Memperjuangkan Hak Asasi dan Kebebasan, serta mengutamakan pengabdian kepada bangsa dan Laju dari lembaga kemahasiswaan bersesuaian dengan kebutuhan mahasiswa. Akan sangat berbeda sekali jika kita membandingkannya dengan beberapa lembaga lain, misalnya organisasi politik dan semacamnya. Koridor-koridor yang telah ditetapkan benar-benar disesuaikan dengan dunia kemahasiswaan. Intelektual dan pengabdian yang dipadu dengan nilai-nilai kebangsaan, perjuangan, integritas, serta independensi dari segala bentuk pengungkungan.
Roda dari lembaga kemahasiswaan memang tidak akan selamanya bisa berputar tanpa regenerasi atau kaderisasi yang kontinyu. Faktor lama studi mahasiswa menjadi penyebab utama hal ini. Lembaga kemahasiswaan tidak akan bisa konstan menjalankan fungsi-fungsinya jika tidak bisa membina kader-kadernya. Hal ini berarti sebuah kemunduran bagi sebuah lembaga kemahasiswaan.
Sebuah langkah dalam regenerasi awal kader-kader lembaga kemahasiswaan adalah ospek. Dengan ospek, maka tingkat keberhasilan regenerasi lembaga kemahasiswaan sudah mencapai 40%, yang selanjutnya bisa dilakukan perekrutan dan semacamnya. Ada sebuah jaminan tersendiri dari ospek dimana transfer nilai-nilai akan bisa terus berlangsung.
Kepentingan Siapa?
OSPEK atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. Sebuah proses penerimaan mahasiswa baru dalam dunia kemahasiswaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa ospek adalah sebuah transisi kehidupan siswa. Kesan pertama mereka menatap kemahasiswaan adalah dengan apa yang telah dilakukan oleh para seniornya. Dan hal itu akan sangat mempengaruhi keadaan siswa dalam menempuh dunia kemahasiswaan mereka. Dan, tidak juga bisa diingkari bahwa ospek adalah sebuah konsep yang sangat ampuh dalam kaderisasi sebuah lembaga kemahasiswaan. Sebuah ospek yang ‘benar’ bisa menghasilkan kader yang sangat berkualitas.
Bagi sebagian kalangan mahasiswa, ada beberapa yang mempercayai bahwa ospek sama sekali tidak berarti. Namun, rata-rata pemikiran itu tidak sampai bertahan lama. Ada yang menganggap bahwa ospek adalah ulah sebagian mahasiswa senior yang ingin mencari muka dihadapan mahasiswa baru dengan tendensi tertentu. Ada juga pemikiran bahwa ospek adalah hanya sebuah ajang balas dendam masal terhadap apa yang pernah senior rasakan kepada yunior. Sebuah pemikiran yang kekanak-kanakan, yang sama sekali bertentangan dengan citra mahasiswa.
Ada beberapa kejadian kebelakang yang menempatkan ospek sebagai obyek pemberitaan. Sebuah tragedi yang menyebabkan ospek membawa korban jiwa. Menjadi sebuah pertanyaan balik yang dilontarkan kepada kita, apakah masih perlu ospek dilaksanakan? Dengan segala predikat dari ospek sendiri sebagai ajang perploncoan, pembatasan HAM, dan lainnya yang dipopulerkan oleh pemberitaan media.
Banyak pihak birokrat yang sudah mengeluarkan berbagai cara untuk menghentikan ospek. Mulai dari pelarangan ospek di masing-masing kampus oleh beberapa universitas, pemberlakuan sanksi bagi para pelaku ospek, hingga yang paling mutakhir adalah pengeluaran SK dari DIKTI yang melarang ospek ditingkat universitas. Masing-masing cara itu ditujukan untuk mengantisipasi efek dari ospek dari masa lalu yang mungkin terulang.
Mungkin pihak birokrat mulai tertekan dengan pemberitaan media yang semakin menyudutkan ospek. Dan juga masyarakat yang mulai semakin rajin memberikan nilai minus terhadap ospek. Akhirnya, sebuah penyama rataan terhadap seluruh kegiatan ospek di nusantara ini bahwa kegiatan ospek adalah terlarang.
Dari sini sudah terlihat bahwa pihak birokrat sudah melupakan akarnya. Di zaman ini, rata-rata pendidikan para birokrat adalah mahasiswa. Dan salah satu kepentingan mahasiswa telah ‘dipenjarakan’. Karena alasan diatas belumlah cukup dipakai untuk merantai ospek. Dan banyak ketidak jelasan yang telah dilontarkan pihak birokrat kepada mahasiswa.
Ada sedikit keanehan ketika pihak birokrat akhirnya ingin mengambil alih kegiatan ospek, dan ‘menyingkirkan’ mahasiswa sebagai pelaksana utama kegiatan ospek. Karena tidak bisa dipungkiri juga, bahwa yang benar-benar mengerti kondisi di lingkungan kemahasiswaan adalah mahasiswa itu sendiri. Mengenai nilai-nilai apa yang sesuai dengan kondisi kemahasiswaan saat ini, mahasiswa juga lebih tahu. Ada banyak hal yang tersembunyi dalam keputusan ini, mengingat yang menjadi obyek dari ospek adalah para mahasiswa baru yang masih belum terkontaminasi doktrin apapun.
Tantangan Bagi Organisasi Kemahasiswaan ?
Manfaat besar ospek untuk lembaga kemahasiswaan adalah ospek merupakan sebuah cara yang efektif untuk melanjutkan rantai regenerasi dan transfer nilai-nilai serta ideologi kemahasiswaan. Tentu saja sasarannya adalah para mahasiswa baru. Bagi mahasiswa baru, ospek dapat membantu untuk mengarungi kehidupan kemahasiswaan yang telah menantinya. 2 hal tersebut bisa sangat sinkron dan saling memberi manfaat apabila dilakukan pada koridor yang benar.
Namun, ketika akhirnya pihak birokrat memutuskan untuk mengambil alih, maka akan terdapat beberapa persepsi. Kita sebagai mahasiswa yang akan mengambil keputusan. Ada ataupun tidak ada ospek, pembinaan mahasiswa baru akan terus berjalan.
Roda dari lembaga kemahasiswaan memang tidak akan selamanya bisa berputar tanpa regenerasi atau kaderisasi yang kontinyu. Faktor lama studi mahasiswa menjadi penyebab utama hal ini. Lembaga kemahasiswaan tidak akan bisa konstan menjalankan fungsi-fungsinya jika tidak bisa membina kader-kadernya. Hal ini berarti sebuah kemunduran bagi sebuah lembaga kemahasiswaan.
Sebuah langkah dalam regenerasi awal kader-kader lembaga kemahasiswaan adalah ospek. Dengan ospek, maka tingkat keberhasilan regenerasi lembaga kemahasiswaan sudah mencapai 40%, yang selanjutnya bisa dilakukan perekrutan dan semacamnya. Ada sebuah jaminan tersendiri dari ospek dimana transfer nilai-nilai akan bisa terus berlangsung.
Kepentingan Siapa?
OSPEK atau Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus. Sebuah proses penerimaan mahasiswa baru dalam dunia kemahasiswaan. Tidak bisa dipungkiri bahwa ospek adalah sebuah transisi kehidupan siswa. Kesan pertama mereka menatap kemahasiswaan adalah dengan apa yang telah dilakukan oleh para seniornya. Dan hal itu akan sangat mempengaruhi keadaan siswa dalam menempuh dunia kemahasiswaan mereka. Dan, tidak juga bisa diingkari bahwa ospek adalah sebuah konsep yang sangat ampuh dalam kaderisasi sebuah lembaga kemahasiswaan. Sebuah ospek yang ‘benar’ bisa menghasilkan kader yang sangat berkualitas.
Bagi sebagian kalangan mahasiswa, ada beberapa yang mempercayai bahwa ospek sama sekali tidak berarti. Namun, rata-rata pemikiran itu tidak sampai bertahan lama. Ada yang menganggap bahwa ospek adalah ulah sebagian mahasiswa senior yang ingin mencari muka dihadapan mahasiswa baru dengan tendensi tertentu. Ada juga pemikiran bahwa ospek adalah hanya sebuah ajang balas dendam masal terhadap apa yang pernah senior rasakan kepada yunior. Sebuah pemikiran yang kekanak-kanakan, yang sama sekali bertentangan dengan citra mahasiswa.
Ada beberapa kejadian kebelakang yang menempatkan ospek sebagai obyek pemberitaan. Sebuah tragedi yang menyebabkan ospek membawa korban jiwa. Menjadi sebuah pertanyaan balik yang dilontarkan kepada kita, apakah masih perlu ospek dilaksanakan? Dengan segala predikat dari ospek sendiri sebagai ajang perploncoan, pembatasan HAM, dan lainnya yang dipopulerkan oleh pemberitaan media.
Banyak pihak birokrat yang sudah mengeluarkan berbagai cara untuk menghentikan ospek. Mulai dari pelarangan ospek di masing-masing kampus oleh beberapa universitas, pemberlakuan sanksi bagi para pelaku ospek, hingga yang paling mutakhir adalah pengeluaran SK dari DIKTI yang melarang ospek ditingkat universitas. Masing-masing cara itu ditujukan untuk mengantisipasi efek dari ospek dari masa lalu yang mungkin terulang.
Mungkin pihak birokrat mulai tertekan dengan pemberitaan media yang semakin menyudutkan ospek. Dan juga masyarakat yang mulai semakin rajin memberikan nilai minus terhadap ospek. Akhirnya, sebuah penyama rataan terhadap seluruh kegiatan ospek di nusantara ini bahwa kegiatan ospek adalah terlarang.
Dari sini sudah terlihat bahwa pihak birokrat sudah melupakan akarnya. Di zaman ini, rata-rata pendidikan para birokrat adalah mahasiswa. Dan salah satu kepentingan mahasiswa telah ‘dipenjarakan’. Karena alasan diatas belumlah cukup dipakai untuk merantai ospek. Dan banyak ketidak jelasan yang telah dilontarkan pihak birokrat kepada mahasiswa.
Ada sedikit keanehan ketika pihak birokrat akhirnya ingin mengambil alih kegiatan ospek, dan ‘menyingkirkan’ mahasiswa sebagai pelaksana utama kegiatan ospek. Karena tidak bisa dipungkiri juga, bahwa yang benar-benar mengerti kondisi di lingkungan kemahasiswaan adalah mahasiswa itu sendiri. Mengenai nilai-nilai apa yang sesuai dengan kondisi kemahasiswaan saat ini, mahasiswa juga lebih tahu. Ada banyak hal yang tersembunyi dalam keputusan ini, mengingat yang menjadi obyek dari ospek adalah para mahasiswa baru yang masih belum terkontaminasi doktrin apapun.
Tantangan Bagi Organisasi Kemahasiswaan ?
Manfaat besar ospek untuk lembaga kemahasiswaan adalah ospek merupakan sebuah cara yang efektif untuk melanjutkan rantai regenerasi dan transfer nilai-nilai serta ideologi kemahasiswaan. Tentu saja sasarannya adalah para mahasiswa baru. Bagi mahasiswa baru, ospek dapat membantu untuk mengarungi kehidupan kemahasiswaan yang telah menantinya. 2 hal tersebut bisa sangat sinkron dan saling memberi manfaat apabila dilakukan pada koridor yang benar.
Namun, ketika akhirnya pihak birokrat memutuskan untuk mengambil alih, maka akan terdapat beberapa persepsi. Kita sebagai mahasiswa yang akan mengambil keputusan. Ada ataupun tidak ada ospek, pembinaan mahasiswa baru akan terus berjalan.
Rabu, 18 Agustus 2010
Ritual Merdeka VS Sengsara; Menyambut Dirgahayu Indonesia ke-65
Tidak terasa telah 65 tahun berlalu Negara ini diperingati atas nama ‘kemerdekaan”, lalu apakah selama ini benar adanya kemerdekaan ada di hati kecil kita? Realitas tidak bisa dipungkiri bahwapenjajahan sudah musnah penindasan telah usai hanya isapan jempol belaka. Sudah 65 tahun diperingati setiap tanggal 17 Agustus dengan upacara bahkan lomba terkadang kemenyanpun ikut meramaikan ritual untuk menyatakan satu persyaratan, bahwa Negara ini ‘dilegitimasi’ sudah merdeka.
Ironi ritualitas dan keterpaksaan sejarah mengakibatkan semua meyakini bahwa Indonesia kini layak di peringati, Agustus dan 17 adalah sandingan yang menguatkan bahwa segalanya menjadi ‘wah’ padahal menurut saya menjadi terbalik dan kemerdekaan menjadi semu bahkan sirna. Bisa kita dekte satu persatu diantaranya kesengsaraan berwujud kemiskinan dan gelandangan menghiasi negeri ini. Bahkan banyak lagi yang terus menyeruak dimata kita akan realitas yang sesungguhnya bahawa merdeka hanya menjadi tanda tanya besar (?).
Mungkin sengsara yang pantas,ternyata merdeka masih jauh disana, mungkin Indonesia butuh meditasi untuk mencapai kemerdekaan dan pembebasan sejati. Meditasi ekstra dan mendalam adalah konskwensi karena kemerdekaan masih jauh panggang dari api yang hadir adalah paradoks Negarayang penuh dengan hamparan penderitaan rakyat akibat sistem yang tidak memihak rakyat kecil agar mereka dapat terentaskan.
Mungkin lembek tidak tegas bahkan terlalu kasar untuk diucapkan oleh kita, tapi keadaan itu ada dan dilakukan oleh pemimpin negeri ini. Semoga kita sadar di tengah kemeriahan yang dipaksa untuk dijejalkan di mata rakyat yang masih susah mencari sesuap nasi. Sumber alamdieksploitasi, kesejahteraan hanya retorika dan lipstick untuk pencitraan. Bila kita sandingkan dengan bulan ini (adanya ramadhan) ditengah pikuk kemeriahan peringatan maka kita akan sadar bahwa merdeka tidaklah mudah merdeka adalah rakyat bisa bebas bisa menikmatinya dengan bertanggungjawab.
Investor menari-nari dari tangan panjang neoliberalisme, sumber daya alam dan sumber daya manusia ikut diobok-obok dibeli murah bahkan tidak dihargai. Kesejahteraan Indonesia justru dinikmati bangasa asing, dan rakyat harus mengatakan merdeka tapi realitasnya mereka sengsara. Notabene orang Indonesia asli diinjak-injak oleh kartel konglomerasi internasional dengan dalih pemerataan kerja sehingga buruh hanya dijadikan tenaga kontrak.
Rakyat miskin yang sesuai undang-undang dasar 1945 seharusnya dipelihara oleh negara malahan dibiarkan nasibnya terlunta-lunta di negeri sendiri. Perekonomian negara selalu dibimbangkan dengan ulah pialang-pialang yang memainkan mata uang rupiah yang semakin terbuang sampai-sampai tidak ada lagi bangsa Indonesia yang tahu arti besarnya uang Rp 1,-, bahkan meng-isukan alih lain dengan istilah “redenominasi” siapa yang akan menjamin perekonomian indonesia akan dapat disejajarkan dimata dunia bahkan bangkit secara nyata dibuktikan pada dunia.
Sangat menyedihkan, untuk digambarkan sejatinya negeri ini, siapakah yang akan bertanggungjawab untuk semuanya? Pemerintah, pengusaha, atau rakyat yang jadi penguasa? Pemerintahlah yang memberikan andil yang sangat besar pada keterpurukan bangsa Indonesia. Pemerintah tidak berpihak pada rakyat…!!! Rakyat tidak bangga pada BangsaIndonesia … !!! Pihak Asing hanya mengeruk kekayaan Indonesia semata …!!!Itulah kunci pokok permasalahan kenapa selama ini Indonesia masih merasakan penjajahan.
Lalu dari semuanya saya hanya bertanya 65 tahun ini mau dibawa kemana? Sanggupkah pemerintah membela rakyat? Berantas korupsi, kolusi dan nepotisme, mengangkat kesejahteraan dalam realitas nyata bukan retorika. Merebut kemerdekaan nyata adalah suatu keharusan, kapan pemimpin yang bekerja atas nama rakyat dan hinggap di pemerintahan akan bekerja nyata untuk Negara dengan tegas bukan letoy atau bahkan curhat untuk mengait hati rakyat. Dibutuhkan karya nyata untuk semua melepaskan belenggu kesengsaraan yang saat ini singgah dan betah dikehidupan rakyat Indonesia. Kapan lagi kalau bukan dimulai sekarang juga, kita semua sudah tidak tahan penjajahan terus menerus dipelihara dalam atmosfer yang mengkondisikan pemimpin-pemimpin seperti dicocok hidungnya dan dikenadalikan oleh asing.
Semoga kita tahu dan sedia untuk mengurai benang yang kusut kesengsaraan untuk sanggup dengan tindakan dan hati mengatakan merdeka. Saya menjadi miris tatkala 17 agustus diperingati bahkan harusnya semua rakyat disadarkan bahwa hari ini kita harus bangkit untuk membangun jati diri bangsa yang kini telah diinjak-injak. Mari kita menggugat kemerdekaan untuk membangun Indonesia yang baru. Indonesia yang bebas dari intervensi asing dan berani tegas dimata dunia.
Tunjukkan harga diri bangsa ini bukan hanya pencitraan yang sebatas utopis berwujud mengelabui. Mari tegaskan stop dan hentikan kesengsaraan dan penderitaan rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan disemua lapisan masyarakat. Karena kemiskinan, ketidakberdayaan menjadi kunci bahwa kita belum merdeka dan kita harus mau membaca, tegas katakana tidak untuksemua itu.
Marilah bersama di bulan ramadhan ini, dibulan agustus ini bertepatan dengan bulan suci untuk memerdekakan diri untuk kembali bahwa kita harus merdeka dengan senyatanya. Sesuai dengan itu maka ramadhan, agustus dan Indonesia butuh teladan, uswah dari semuanya khususnya pemimpin negeri ini bukan ritual tirakatan yang dilakukan tiap tahunan.
Stop dan hentikan kemiskinan dan kesengsaraan akibat dari sistem Negara yang semakin tidak karuan juntrungnya.Hidup adalah untuk memberi dan bukti untuk bermanfaat demikian juga dengan kemerdekaan adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar ulang dan harga mati seperti gagasan Tan Malaka “MERDEKA 100%”
Ironi ritualitas dan keterpaksaan sejarah mengakibatkan semua meyakini bahwa Indonesia kini layak di peringati, Agustus dan 17 adalah sandingan yang menguatkan bahwa segalanya menjadi ‘wah’ padahal menurut saya menjadi terbalik dan kemerdekaan menjadi semu bahkan sirna. Bisa kita dekte satu persatu diantaranya kesengsaraan berwujud kemiskinan dan gelandangan menghiasi negeri ini. Bahkan banyak lagi yang terus menyeruak dimata kita akan realitas yang sesungguhnya bahawa merdeka hanya menjadi tanda tanya besar (?).
Mungkin sengsara yang pantas,ternyata merdeka masih jauh disana, mungkin Indonesia butuh meditasi untuk mencapai kemerdekaan dan pembebasan sejati. Meditasi ekstra dan mendalam adalah konskwensi karena kemerdekaan masih jauh panggang dari api yang hadir adalah paradoks Negarayang penuh dengan hamparan penderitaan rakyat akibat sistem yang tidak memihak rakyat kecil agar mereka dapat terentaskan.
Mungkin lembek tidak tegas bahkan terlalu kasar untuk diucapkan oleh kita, tapi keadaan itu ada dan dilakukan oleh pemimpin negeri ini. Semoga kita sadar di tengah kemeriahan yang dipaksa untuk dijejalkan di mata rakyat yang masih susah mencari sesuap nasi. Sumber alamdieksploitasi, kesejahteraan hanya retorika dan lipstick untuk pencitraan. Bila kita sandingkan dengan bulan ini (adanya ramadhan) ditengah pikuk kemeriahan peringatan maka kita akan sadar bahwa merdeka tidaklah mudah merdeka adalah rakyat bisa bebas bisa menikmatinya dengan bertanggungjawab.
Investor menari-nari dari tangan panjang neoliberalisme, sumber daya alam dan sumber daya manusia ikut diobok-obok dibeli murah bahkan tidak dihargai. Kesejahteraan Indonesia justru dinikmati bangasa asing, dan rakyat harus mengatakan merdeka tapi realitasnya mereka sengsara. Notabene orang Indonesia asli diinjak-injak oleh kartel konglomerasi internasional dengan dalih pemerataan kerja sehingga buruh hanya dijadikan tenaga kontrak.
Rakyat miskin yang sesuai undang-undang dasar 1945 seharusnya dipelihara oleh negara malahan dibiarkan nasibnya terlunta-lunta di negeri sendiri. Perekonomian negara selalu dibimbangkan dengan ulah pialang-pialang yang memainkan mata uang rupiah yang semakin terbuang sampai-sampai tidak ada lagi bangsa Indonesia yang tahu arti besarnya uang Rp 1,-, bahkan meng-isukan alih lain dengan istilah “redenominasi” siapa yang akan menjamin perekonomian indonesia akan dapat disejajarkan dimata dunia bahkan bangkit secara nyata dibuktikan pada dunia.
Sangat menyedihkan, untuk digambarkan sejatinya negeri ini, siapakah yang akan bertanggungjawab untuk semuanya? Pemerintah, pengusaha, atau rakyat yang jadi penguasa? Pemerintahlah yang memberikan andil yang sangat besar pada keterpurukan bangsa Indonesia. Pemerintah tidak berpihak pada rakyat…!!! Rakyat tidak bangga pada BangsaIndonesia … !!! Pihak Asing hanya mengeruk kekayaan Indonesia semata …!!!Itulah kunci pokok permasalahan kenapa selama ini Indonesia masih merasakan penjajahan.
Lalu dari semuanya saya hanya bertanya 65 tahun ini mau dibawa kemana? Sanggupkah pemerintah membela rakyat? Berantas korupsi, kolusi dan nepotisme, mengangkat kesejahteraan dalam realitas nyata bukan retorika. Merebut kemerdekaan nyata adalah suatu keharusan, kapan pemimpin yang bekerja atas nama rakyat dan hinggap di pemerintahan akan bekerja nyata untuk Negara dengan tegas bukan letoy atau bahkan curhat untuk mengait hati rakyat. Dibutuhkan karya nyata untuk semua melepaskan belenggu kesengsaraan yang saat ini singgah dan betah dikehidupan rakyat Indonesia. Kapan lagi kalau bukan dimulai sekarang juga, kita semua sudah tidak tahan penjajahan terus menerus dipelihara dalam atmosfer yang mengkondisikan pemimpin-pemimpin seperti dicocok hidungnya dan dikenadalikan oleh asing.
Semoga kita tahu dan sedia untuk mengurai benang yang kusut kesengsaraan untuk sanggup dengan tindakan dan hati mengatakan merdeka. Saya menjadi miris tatkala 17 agustus diperingati bahkan harusnya semua rakyat disadarkan bahwa hari ini kita harus bangkit untuk membangun jati diri bangsa yang kini telah diinjak-injak. Mari kita menggugat kemerdekaan untuk membangun Indonesia yang baru. Indonesia yang bebas dari intervensi asing dan berani tegas dimata dunia.
Tunjukkan harga diri bangsa ini bukan hanya pencitraan yang sebatas utopis berwujud mengelabui. Mari tegaskan stop dan hentikan kesengsaraan dan penderitaan rakyat untuk mewujudkan kesejahteraan disemua lapisan masyarakat. Karena kemiskinan, ketidakberdayaan menjadi kunci bahwa kita belum merdeka dan kita harus mau membaca, tegas katakana tidak untuksemua itu.
Marilah bersama di bulan ramadhan ini, dibulan agustus ini bertepatan dengan bulan suci untuk memerdekakan diri untuk kembali bahwa kita harus merdeka dengan senyatanya. Sesuai dengan itu maka ramadhan, agustus dan Indonesia butuh teladan, uswah dari semuanya khususnya pemimpin negeri ini bukan ritual tirakatan yang dilakukan tiap tahunan.
Stop dan hentikan kemiskinan dan kesengsaraan akibat dari sistem Negara yang semakin tidak karuan juntrungnya.Hidup adalah untuk memberi dan bukti untuk bermanfaat demikian juga dengan kemerdekaan adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar ulang dan harga mati seperti gagasan Tan Malaka “MERDEKA 100%”
Jumat, 13 Agustus 2010
Perlengkapan OKPT
Perlengkapan Yang Perlu diBawa Setiap Masing- Masing Peserta OKPT UNNES 2010:
1. Memakai Pakaian Pramuka Lengkap
-Seragam Pramuka
-Hasduk
-Kaos Kaki Hitam
-Sepatu Vantovel
-Diharapkan juga membawa topi baret(putra) dan rimba(putri)
2. Membawa Obat- Obatan Pribadi
3. Membawa Perlengkapan Shalat
4. Membawa Alat Tulis
Informasi OKPT UNNES 2010
REKA KERJA
ORIENTASI KEPRAMUKAAN PERGURUAN TINGGI
GUGUSDEPAN KOTA SEMARANG 14.111 – 14.112
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Kompleks Gedung UKM UNNES, Sekaran, Gunung Pati, Semarang
E-mail racana_wijaya@yahoo.com
NAMA KEGIATAN
Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi (OKPT) Gugusdepan Kota Semarang 14.111 – 14.112 Universitas Negeri Semarang Tahun 2010
DASAR PELAKSANAAN
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
2. S.K. bersama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Dirjen Dikti Depdiknas no 21 Tahun 1981 dan No 47/DJ/Kep/1980 Tentang Kerjasama dalam Usaha Pembinaan Kepramukaan dan Pengembangan Pendidikan Kepramukaan di Gugusdepan yang Berpangkalan di Perguruan Tinggi.
3. S.K. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 080 tahun 1988 tentang Pola Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak Pandega.
4. Pragram kerja Dewan Racana Wijaya Gugusdepan Kota Semarang 14.111-14.112 Universitas Negeri Semarang masa bakti 2010.
TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan pengetahuan dan informasi tentang Paradigma Pramuka di Perguruan Tinggi pada umumnya dan Universitas Negeri Semarang pada khususnya.
2. Mengembangkan potensi, bakat, dan minat kepramukaan peserta Orientasi Kepramukaan Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang.
3. Mengembangkan kepramukaan Universitas Negeri Semarang.
4. Sebagai wadah pembinaan Pramuka Pandega dan Kader Pembina yang berkualitas.
5. Memajukan Gerakan Pramuka Indonesia.
WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari, tanggal : Sabtu, 21 Agustus 2010
Pukul : 09.00-18.00 WIB
Tempat : Auditorium dan Fakultas masing – masing/Guguslatih se-Universitas Negeri Semarang
Pakaian : Seragam pramuka lengkap ( Seragam Pramuka dengan Setangan Leher Merah Putih, bersepatu dan berkaus kaki Hitam, Baret/Topi rimba : Opsional )
PESERTA
1. Peserta OKPT adalah semua mahasiswa baru UNNES tahun akademik 2010/2011
2. Mahasiswa lama yang belum mengikuti OKPT.
TM
Technical meeting OKPT tahun 2010 dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan Technical Meeting PPA di fakultas masing – masing.
PEMATERI / PEMBICARA / INSTRUKTUR
1. Pembina Gugusdepan Kota Semarang 14.111-14.112.
2. Dewan Racana Wijaya Gugusdepan Kota Semarang 14.111-14.112 UNNES.
INFO LEBIH LANJUT
Keterangan lebih lanjut silahkan datang ke sanggar bakti Racana Wijaya kompleks Gedung UKM UNNES Sekaran Gunungpati Kota Semarang, Cp. 085742952337 (Ka. Racana 14.111), 085729023401 / 081327957731 (Ka. Reka kerja OKPT) .
Semarang, Juli 2010
Gudep Kota Semarang 14.111-14.112 Racana Wijaya
Universitas Negeri Semarang Gudep Kota Semarang 14.111-14.112
Ketua Gudep 14.111 selaku Universitas Negeri Semarang
Pendamping UKM Pramuka UNNES Ketua Racana Wijaya 14.111
Drs. Wagiran M. Hum. Didik Susanto
NIP. 1967031319930301002 NIM. 4101407054
sumber : Racana Wijaya UNNES GUDEP 14.111-14.112 Kota Semarang
Rabu, 04 Agustus 2010
Mohon do'a Restu
Salam Keadilan,
Semangat team MCC FH UNNES buat perjuangkan&banggakan almamater!
Jangan selalu brpikir apa yg almamater beri kpda kita,tetapi apakah yg dapat kita beri kpda almamater?!
Kita bangga mnjadi mahasiswa FH UNNES&almamater jg harus dmikian!Semangat sahabat2 team MCC FH UNNES!
Sgenap jajaran team MCC FH UNNES mhon do'a,supaya kita dberi kelancaran&rahmatNya dalam Lomba MCC Nasional di Universitas Udayana-Bali (5-10 Agustus 2010)!
mengibarkan bndera Fakultas Hukum UNNES sejajar dg FH lainnya adalah misi kita&brkibar ditiang tertinggi adalah tjuan kita!
Viva Justicia. .....
Semangat team MCC FH UNNES buat perjuangkan&banggakan almamater!
Jangan selalu brpikir apa yg almamater beri kpda kita,tetapi apakah yg dapat kita beri kpda almamater?!
Kita bangga mnjadi mahasiswa FH UNNES&almamater jg harus dmikian!Semangat sahabat2 team MCC FH UNNES!
Sgenap jajaran team MCC FH UNNES mhon do'a,supaya kita dberi kelancaran&rahmatNya dalam Lomba MCC Nasional di Universitas Udayana-Bali (5-10 Agustus 2010)!
mengibarkan bndera Fakultas Hukum UNNES sejajar dg FH lainnya adalah misi kita&brkibar ditiang tertinggi adalah tjuan kita!
Viva Justicia. .....
Mohon do'a Restu
Salam Keadilan,Semangat team MCC FH UNNES buat perjuangkan&banggakan almamater!Jangan selalu brpikir apa yg almamater beri kpda kita,tetapi apakah yg dapat kita beri kpda almamater?!Kita bangga mnjadi mahasiswa FH UNNES&almamater jg harus dmikian!Semangat sahabat2 team MCC FH UNNES!Sgenap jajaran team MCC FH UNNES mhon do'a,supaya kita dberi kelancaran&rahmatNya dalam Lomba MCC Nasional di Universitas Udayana-Bali (5-10 Agustus 2010)!mengibarkan bndera Fakultas Hukum UNNES sejajar dg FH lainnya adalah misi kita&brkibar ditiang tertinggi adalah tjuan kita!Viva Justicia. .....
Minggu, 01 Agustus 2010
Petuah Eyang Ismoyo
Petuah Eyang Ismoyo mengenai Tatanan Paugeraning Urip bagi manusia dalam mengisi Kehidupannya di alam fana ini. Tatanan berdasarkan dengan Budi Perkerti Luhur untuk membentuk
manusia manusia sempurna yang berbudi pekerti yang luhur:
1. Eling Lan Bekti marang Gusti Kang Murbeng Dumadi : maksudnya Manusia yang sadar akan dirinya akan selalu mengingat dan memuja Tuhan Yang Maha Esa setiap tarikan nafasnya berisikan sanjung puja kepadaNYA. dimana Allah yang Esa telah memberikan kesempatan bagi manusia untuk hidup dan berkarya di alam yang Indah ini.
2. “Percoyo lan Bekti Marang ... Utusane Gusti”: maksudnya Manusia sudah seharusnya menghormati dan mengikuti ajaran para Utusan Allah sesuai dengan ajarannya masing masing, dimana semua konsep para Utusan Allah tersebut adalah menganjurkan kebaikan. Karena tiada satu utusan yang membawa keburukan tetapi kita sebagai umatnya yang gagal untuk mengerti Jiwa dari pengajaran yang di bawa..
3. “Setyo marang Khalifatullah utowo Penggede Negoro”: maksudnya sebagai manusia yang tinggal dan hidup di suatu wilayah, maka adalah wajar dan wajib untuk menghormati dan mengikuti semua peraturan yang di keluarkan pemimpinnya yang baik dan bijaksana.
4. “Bekti marang Bhumi Nuswantoro” maksudnya sebagai manusia yang tinggal dan hidup di bumi nuswantoro ini wajib dan wajar unuk merawat dan memperlakukan bumi ini dengan baik, dimana bumi ini telah memberikan kemakmuran bagi penduduk yang mendiaminya. Berbakti dan Jagalah kelestarian ALAM maka alam akan memberikan yang terbaik untuk manusia yang hidup di atasnya..
5. “Bekti Marang Wong Tuwo” : maksudnya Manusia ini tidak dengan serta merta ada di dunia ini, tetapi melalui perantara Ibu dan Bapaknya, maka hormatilah, mulyakanlah orang tua yang telah merawat kita.. Berbakti kepada ayah dan ibu yang telah memberikan kita jalan untuk meraih kehidupan disini..
6. “Bekti Marang sedulur Tuwo” : Maksudnya adalah menghormati saudara yang lebih tua dan lebih mengerti dari pada kita, baik tua secara umur, secara derajat, pengetahuan maupun kemampuannya.
7. “Tresno marang kabeh kawulo Mudo” : maksudnya menyayangi kawulo kawulo yang lebih muda, memberikan bimbingan dan menularkan pengalaman dan pengetahuan kepada yang muda, dengan harapan yang muda ini akan dapat menjadi generasi pengganti yang tangguh dan bertanggung jawab.
8. “Tresno marang sepepadaning manungso” : maksudnya semua manusia itu sama, yang membedakan hanya warna kulit dan budaya saja. Tetapi Ingat dan Camkan baik baik semua manusia SAMA nilainya dihadapan ALLAH.. Maka hormatilah sesamamu manusia dimana mereka memiliki harkat dan martabat yang sama dan sederajat dengan manusia lainnya. cintailah sesamamu manusia dengan tulus ikhlas..
9. “Tresno marang sepepadaning Urip” : maksudnya semua yang di ciptakan Allah adalah mahluk yang ada karena kehendak Allah yang Kuasa. memiliki fungsi masing masing. dengan menghormati semua ciptaan Allah maka kita telah menghargai dan menghormati kepada PENCIPTANYA.
10. “Hormat marang kabeh agomo “ : maksudnya hormatilah semua agama atau aliran dan para penganutnya. agama adalah ageming aji.. mengatur dan menata diri mengolah RASA untuk menjadikan manusia manusia yang berbudi pekerti luhur..
11. “Percoyo marang Hukum Alam” : maksudnya selain Allah menurunkan kehidupan, Allah juga menurunkan Hukum Alam dan menjadi hukum sebab akibat, siapa yang menanam maka dia yang menuai, Ingat kita hidup di alam dualitas ini dan akan terikat dengan hukum hukum yang ada selama masih berdiam dan hormatilah..
12. “Percoyo marang kepribaden dhewe tan owah gingsir” : maksudnya manusia ini rapuh dan hatinya berubah ubah, maka hendaklah menyadarinya dan dapat menempatkan diri di hadapan Allah, agar selalu mendapat lindungan dan rahmat Nya dalam menjalani Hidup dan kehidupan ini. OLAH RASA.. terus menata diri demi meraih pribadi pribadi yang berbudi pekerti luhur memayu hayuning bawono..
sumber : facebook
Langganan:
Postingan (Atom)